Pada perkembangan teknik pemrograman berorientasi objek, muncul lah sebuah standarisasi bahasa pemodelan unuk pembangunan perangkat lunak yang dibangun dengan menggunakan teknik berorientasi objek, yaitu Unified Modeling Language (UML).
Menurut Sukamto dan Shalahuddin (2014:137) menjelaskan bahwa, “UML muncul karena adanya kebutuhan pemodelan visual untuk menspesifikasi, menggambrakan, membangun dan dokumentasi dari sistem perangkat lunak. UML merupakan bahasa visual untuk pemodelan dan komunikasi mengenai sebuah sistem dengan menggunakan diagram dan teks-teks pendukung.”
Secara fisik, UML adalah sekumpulan spesifikasi yang dikeluarkan oleh OMG. UML terbaru adalah UML 2.3 yang terdiri dari 4 macam spesifikasi, yaitu Diagram Interchange Spesification, UML Infrastructure, UML Superstructure dan Object Constraint Language (OCL).
Pada UML 2.3 terdiri dari 13 macam diagram yang dikelompokkan dalam 3 kategori. Pembagian kategori dan macam-macam diagram tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah.

![]() |
Sumber : Sukamto dan Shalahuddin (2014:140) |
Berikut ini penjelasan singkat dari pembagian kategori tersebut.
a. Structure diagram yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk menggambarkan suatu struktur statis dari sistem yang dimodelkan.
b. Behavior diagram yaitu kumpulan diagram yang digumakan untuk menggambarkan kelakuan sistem atau rangkaian perubahan yang terjadi pada sebuah sistem
c. Interaction diagram yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk menggambarkan interaksi sistem dengan sistem lain maupun interaksi antar subsistem pada suatu sistem.
1. Class Diagram
Diagram kelas atau class diagram menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem. Kelas memiliki apa yang disebut atribut dan metode atau operasi menurut Sukamto dan Shalahuddin (2014:141), yaitu:
a. Atribut merupakan variabel-variabel yang memiliki oleh suatu kelas.b. Operasi atau metode adalah fungsi-fungsi yang dimiliki oleh suatu kelas.
Susunan struktur kelas yang baik pada diagram kelas menurut Sukamto dan Shalahuddin (2014:142) sebaiknya memiliki jenis-jenis kelas berikut:
1) Kelas main
Kelas yang memiliki fungsi awal dieksekusi ketika sistem dijalankan.
2) Kelas yang menangani tampilan sistem (view)
Kelas yang mendefinisikan dan mengatur tampilan ke pemakai.
3) Kelas yang diambil dari pendefinisian use case (controller)
Kelas yang menangani fungsi-fungsi yang harus ada diambil dari pendefinisian use csae, kelas ini biasanya disebut dengan kelas proses yang menangani proses bisnis pada perangkat lunak.
4) Kelas yang diambil dari pendefinisian data (model)
Kelas yang digunakan untuk memegang atrau membungkus data menjadi sebuah kesatuan yang diambil maupun akan disimpan ke basis data. Semua tabel yang dibuat di basis data dapat dijadikan kelas namun untuk tabel dari hasil relasi atau attribut multivalue pada ERD dapat dijadikan kelas tersendiri dapat juga tidak asalkan pengaksesannya dapat dipertanggungjawabkan atau tetap ada di dalam perancangan kelas.
2. Use Case Diagram
Menurut Sukamto dan Shalahuddin (2014:155), mengatakan bahwa, “Use case atau diagram use case merupakan pemodelan untuk kelakuan (behavior) sistem informasi yang akan dibuat”. Use case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang akan dibuat. Secara kasar, use case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada di dalam sebuah sistem informasi dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi tersebut.
Syarat penamaan pada use case adalah nama didefinisikan sesimpel mungkin dan dapat dipahami. Ada dua hal utama pada use case yaitu pendefinisian apa yang disebut aktor dan use case menurut Sukamto dan Shalahuddin (2014:155).
a. Aktor merupakan orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem informasi yang akan dibuat itu sendiri, jadi walaupun simbol dari aktor adalah gambar orang, tapi aktor belum tentu merupakan orang.
b. Use case merupakan fungsinonalitas yang disediakan sistem sebagai unit-unit saling bertukar pesan antar unit atau aktor.
3. Activity Diagram
Menurut Sukamto dan Shalahuddin (2014:161) mengatakan bahwa, “Diagram aktivitas atau activity diagram menggambarkan workflow (aliran kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis atau menu yang ada pada perangkat lunak”. Yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa diagram aktivitas menggambarkan aktivitas sistem bukan apa yang dilakukan aktor, jadi aktivitas yang dapat dilakukan oleh sistem.
Diagram aktivitas juga banyak digunakan untuk mendefinisikan hal-hal sebagai berikut:
a. Rancangan proses bisnis dimana setiap urutan aktivitas yang digambarkan merupakan proses bisnis sistem yang didefinisikan
b. Urutan atau pengelompokan tampilan dari sistem / user interface dimana setiap aktivitas dianngap memiliki sebuah rancangan antarmuka tampilanc. Rancangan pengujian dimana setiap aktivitas dianggap memerlukan sebuah pengujian yang perlu didefinisikan kasus ujinyad. Rancangan menu yang ditampilkan pada perangkat lunak
4. Sequence Diagram
Menurut Sukamto dan Shalahuddin (2014:165) menyebutkan bahwa, “Diagram sekuen menggambarkan kelakuan objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan dan diterima antar objek”. Oleh karena itu untuk menggambarkan diagram skuen maka harus diketahui objek-objek yang terlibat dalam sebuah use case beserta metode-metode yang dimiliki kelas yang diinstansiasi menjadi objek itu. Membuat diagram sekuen juga dibutuhkan untuk melihat skenario yang ada pada use case.
Penomoran pesan berdasarkan urutan interaksi pesan. Penggambaran letak pesan harus berurutan, pesan yang lebih atas dari lainnya adalah pesan yang berjalan terlebih dahulu. Semua metode di dalam kelas harus ada di dalam diagram kolaborasi atau sekuen, jika tidak ada berarti perancangan metode di dalam kelas itu kurang baik. Hal ini dikarenakan ada metode yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kegunaannya.
No comments:
Post a Comment